Manusia Sampah
Abstrak
Berisi hal nisbi dari representasi mengenai refleksi galib pada berbagai sisi dan kisi kehidupan sosial yang terkadang cenderung soksial. Bukan anekdot, bukan pula majas ironi maupun innuendo, namun terasa sinis nan berbau satire serta bertajuk sarkas.
Jadilah manusia berguna, Bukan manusia sampah..! |
MANUSIA
Manusia adalah makhluk mulia ciptaan Tuhan, bahkan manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara semua ciptaan Tuhan, dan Tuhan menjadikan manusia sebagai sang khalifah di bumi ini.
Kendati demikian, jika ditela'ah lebih dalam lagi, ternyata tidak semua manusia layak disebut sebagai sang khalifah, mengapa demikian..?
Karena terdapat banyak varian manusia, dari yang tinggi derajat sosialnya hingga manusia yang tanpa harga-diri sehingga tiada pernah bisa menjadi manusia seutuhnya.
Kendati demikian, jika ditela'ah lebih dalam lagi, ternyata tidak semua manusia layak disebut sebagai sang khalifah, mengapa demikian..?
Karena terdapat banyak varian manusia, dari yang tinggi derajat sosialnya hingga manusia yang tanpa harga-diri sehingga tiada pernah bisa menjadi manusia seutuhnya.
SAMPAH
Sampah merupakan sesuatu sisa yang dianggap sudah tidak bermanfaat lagi dan bahkan berdampak buruk bagi kehidupan, karena sampah pasti membusuk dan berbau busuk serta menjijikan.
Namun pada hakikatnya tidak semua sampah sebusuk itu, karena terdapat banyak pula varian sampah yang masih bisa dipilah-pilah guna didaur-ulang kembali sehingga bisa bermanfaat lagi bagi kehidupan.
Namun pada hakikatnya tidak semua sampah sebusuk itu, karena terdapat banyak pula varian sampah yang masih bisa dipilah-pilah guna didaur-ulang kembali sehingga bisa bermanfaat lagi bagi kehidupan.
Manusia dan Sampah
Manusia menghasilkan sampah, dan sampah dihasilkan oleh manusia, kemudian sampah dipisah, lalu dipilah guna diberdayakan kembali, lagi dan lagi, begitu seterusnya hingga tiada bisa digunakan lagi.
Pemberdayaan sampah terbukti sangat efektif guna mengurangi limbah di bumi ini, lalu bagaimana dengan pemberdayaan manusia..?
Manusia diberdayakan oleh manusia, atau justeru manusia diperdaya oleh manusia..?
Pemberdayaan sampah terbukti sangat efektif guna mengurangi limbah di bumi ini, lalu bagaimana dengan pemberdayaan manusia..?
Manusia diberdayakan oleh manusia, atau justeru manusia diperdaya oleh manusia..?
Manusia Sampah
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sebagian manusia pasti pernah berasumsi bahwa manusia lain adalah sampah (entah sampah bagi dirinya, masyarakat, atau bangsa dan negara) kendati pada hakikatnya manusia yang berasumsi tersebut belum tentu sudah menjadi manusia seutuhnya.
Manusia sampah merupakan idiom sarkas dari istilah yang dilontarkan untuk manusia yang tiada berguna, tiada empati, dan bahkan tiada rasa simpati sedikitpun pada manusia lain, khususnya terhadap manusia di-sekitar yang sedang membutuhkan solusi saat dirinya tiada mampu menyelesaikan persoalannya sendirian.
Lalu bagaimana dengan manusia yang selalu memanfaatkan dan selalu mengandalkan manusia lain..? Padahal dirinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalannya sendiri.
Tidak mau berupaya, tidak mandiri.
Manusia sampah merupakan idiom sarkas dari istilah yang dilontarkan untuk manusia yang tiada berguna, tiada empati, dan bahkan tiada rasa simpati sedikitpun pada manusia lain, khususnya terhadap manusia di-sekitar yang sedang membutuhkan solusi saat dirinya tiada mampu menyelesaikan persoalannya sendirian.
Lalu bagaimana dengan manusia yang selalu memanfaatkan dan selalu mengandalkan manusia lain..? Padahal dirinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalannya sendiri.
Tidak mau berupaya, tidak mandiri.
Orientasi
Ini merupakan asumsi pribadi;
Mengenai pandemi yang terjadi saat ini, entah ini murni terjadi secara alami, atau ini hanyalah teori konspirasi, yang pasti semua ini terjadi karena kehendak Tuhan untuk membersihkan bumi yang telah begitu lama terdzalimi dengan cara mengurangi jumlah isi penghuni bumi.
Mari kita sadari;
Sudahkah kita resapi arti dari kejadian ini..?
Bukankah disaat sesulit ini kita masih sering lupa diri..?
Masih ada rasa iri dan dengki dalam hati, iri ketika manusia lain menerima subsidi sedangkan kita tidak mendapati, lalu timbul-lah rasa dengki dalam hati.
Atau mungkin justeru si pembuat keputusan memberi subsidi hanya pilih-pilih..?
Atau mungkin si pemberi keputusan telah memutuskan untuk memberi subsidi tanpa pilih-pilih namun justeru si penerima titah malah mementingkan diri serta golongannya sendiri untuk mendapatkan lebih..?
Kembali lagi pada efek dari pandemi, saya pribadi selalu berasumsi bahwa disaat dilema ini terjadi (antara ekonomi atau mati), kendati kita tetap hidup meski ekonomi mati, namun hidup dalam keadaan yang tiada pasti, sehingga menimbulkan rasa frustrasi.
Bahkan diberbagai lokasi masih ada saja provokasi terhadap rombongan jenazah pasien pandemi, mereka tiada menyadari bahwa Tuhan sedang menguji rasa solidaritas kemanusiaan kita terhadap manusia lain.
Marilah kita kembali pada ajaran agama dan jati-diri bangsa ini, sembuhkan penyakit hati kita terlebih dahulu, karena penyakit hati ini adalah sesungguhnya pandemi sejak dulu hingga saat ini.
#SAVE-INDONESIA
#NO-CORONAVIRUSDISEAS2019
#JADILAHMANUSIABERGUNA
#BUANGLAHSAMPAHPADATEMPATNYA
Baca juga; Lawan Skeptisisme
Mengenai pandemi yang terjadi saat ini, entah ini murni terjadi secara alami, atau ini hanyalah teori konspirasi, yang pasti semua ini terjadi karena kehendak Tuhan untuk membersihkan bumi yang telah begitu lama terdzalimi dengan cara mengurangi jumlah isi penghuni bumi.
Mari kita sadari;
Sudahkah kita resapi arti dari kejadian ini..?
Bukankah disaat sesulit ini kita masih sering lupa diri..?
Masih ada rasa iri dan dengki dalam hati, iri ketika manusia lain menerima subsidi sedangkan kita tidak mendapati, lalu timbul-lah rasa dengki dalam hati.
Atau mungkin justeru si pembuat keputusan memberi subsidi hanya pilih-pilih..?
Atau mungkin si pemberi keputusan telah memutuskan untuk memberi subsidi tanpa pilih-pilih namun justeru si penerima titah malah mementingkan diri serta golongannya sendiri untuk mendapatkan lebih..?
Kembali lagi pada efek dari pandemi, saya pribadi selalu berasumsi bahwa disaat dilema ini terjadi (antara ekonomi atau mati), kendati kita tetap hidup meski ekonomi mati, namun hidup dalam keadaan yang tiada pasti, sehingga menimbulkan rasa frustrasi.
Bahkan diberbagai lokasi masih ada saja provokasi terhadap rombongan jenazah pasien pandemi, mereka tiada menyadari bahwa Tuhan sedang menguji rasa solidaritas kemanusiaan kita terhadap manusia lain.
Marilah kita kembali pada ajaran agama dan jati-diri bangsa ini, sembuhkan penyakit hati kita terlebih dahulu, karena penyakit hati ini adalah sesungguhnya pandemi sejak dulu hingga saat ini.
#SAVE-INDONESIA
#NO-CORONAVIRUSDISEAS2019
#JADILAHMANUSIABERGUNA
#BUANGLAHSAMPAHPADATEMPATNYA
Baca juga; Lawan Skeptisisme
loading...
Komentar
Posting Komentar