4 persiapan menjadi BOS (Bikin Orang Sukses)


Abstrak

Berisi teori mengenai persiapan-persiapan apa saja yang sangat diperlukan untuk memulai suatu usaha, sehingga bisa menjadi berkembang dan terus berkembang. Teori ini juga bisa membentuk serta membangun karakter seseorang untuk menjadi leader di dalam bisnisnya sendiri. Serta dapat membantu orang-orang yang ikut berjuang bersamanya supaya mereka juga bisa menjadi leader-leader dikemudian hari.

Pemimpin Bisnis
Pemimpin Bisnis

BISNIS

Kata bisnis memiliki tiga penggunaan, tergantung ruang-lingkupnya, yaitu;
  • Penggunaan singular, dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan hukum atau yuridis, teknis, dan ekonomis yang bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan.
  • Penggunaan yang lebih luas, dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya bisnis media online pertelevisian dan lain sebagainya.
  • Penggunaan yang paling luas, merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu dan komunitas penyedia layanan, barang dan jasa.

Namun definisi dari kata bisnis yang tepat masih menjadi bahan perbincangan hingga saat ini. Business, berasal dari kata dasar busy, yang berarti sibuk, dalam konteks individu, komunitas, maupun masyarakat, kata sibuk berarti mengerjakan suatu aktivitas atau pekerjaan guna memperoleh laba atau keuntungan. Orang yang melakukannya disebut pebisnis.

Dalam ilmu ekonomi, bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen langsung ataupun kepada pebisnis lainnya. Dalam ekonomi kapitalis, mayoritas bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk dan dibangun serta dikembangkan guna meraup profit serta meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Para pemilik dan operator dari suatu bisnis akan mendapat imbalan dengan jumlah yang sesuai dari usaha, waktu dan kapital yang telah mereka berikan.

Terdapat berbagai macam tipe bisnis yang dapat dikategorikan dengan cara yang berbeda-beda. Salah-satunya adalah dengan cara mengelompokan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan. Klasifikasinya adalah;
  • Bisnis finansial, merupakan bisnis yang meraih keuntungan dari suatu investasi dan pengelolaan modal atau keuangan.
  • Bisnis utilitas, merupakan bisnis yang mengoperasikan suatu jasa berupa layanan untuk publik, seperti listrik dan air dan biasanya bisnis tersebut didanai oleh pemerintah.
  • Bisnis pertambangan dan pertanian, merupakan bisnis yang memproduksi suatu bahan baku mentah, seperti mineral tambang dan tanaman.
  • Bisnis manufaktur, merupakan bisnis yang memproduksi suatu produk yang berasal dari bahan baku mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk meraih keuntungan, contohnya adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti bahan bangunan atau kendaraan.
  • Bisnis real estate, merupakan bisnis yang menghasilkan suatu keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, tanah dan bangunan.
  • Bisnis informasi, merupakan bisnis yang menghasilkan suatu keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property)
  • Bisnis jasa, merupakan bisnis yang menghasilkan suatu barang intangible (tak berwujud) dan meraih keuntungan dengan cara memasang harga sebagai bayaran atas jasa yang telah diberikan, contohnya adalah jasa konsultan dan jasa psikolog.
  • Bisnis transportasi dan logistik, merupakan suatu bisnis berupa jasa pengantaran orang dan atau barang dari suatu lokasi ke lokasi yang berbeda.
  • Bisnis pengecer, distributor dan waralaba (franchising) merupakan bisnis yang berperan sebagai perantara (aggregator) suatu barang atau jasa antara produsen dengan konsumen. Biasanya perusahaan dan toko yang berorientasi konsumen adalah distributor atau pengecer.
  • Bisnis online, merupakan bisnis yang dikelola secara daring, dalam bisnis online suatu jasa, layanan dan barang apa saja bisa diperjual-belikan layaknya bisnis pada umumnya, untuk bisa berbisnis secara online banyak media yang bisa dimanfaatkan seperti path, website, blog, facebook, instagram, pinterest, twitter dan lain sebagainya.

Dalam setiap bisnis pasti terdapat suatu pengaturan yang sangat perlu diterapkan pada saat pengoperasiannya, supaya bisnis bisa berjalan dengan lancar dan terus berkembang, pengaturan yang dimaksud adalah manajemen bisnis.

Manajemen Bisnis

Merupakan kajian yang mempelajari suatu operasi bisnis secara efektif dan efisien, terdapat beberapa cabang utama di dalam manajemen bisnis, yaitu;
  • Manajemen kapital (modal, atau keuangan)
  • Manajemen strategis (penyusunan)
  • Manajemen produksi (barang atau jasa)
  • Manajemen pemasaran (penjualan)
  • Manajemen teknologi informasi (digital branding)
  • Manajemen sumber daya manusia (operator)
  • Manajemen intelejen bisnis (evaluasi)
  • Manajemen operasi (kontinuitas)

Setiap pelaku bisnis disebut pebisnis, seorang pebisnis belum tentu merupakan seorang pemilik bisnis, bisa jadi mereka hanya sebagai operator, atau bisa juga hanya sebagai perantara. Sebelum kita gapai posisi sebagai pemilik bisnis, sebaiknya kita fahami terlebih dahulu beberapa kategori umum mengenai kepemilikan bisnis, yaitu;
  • Koperasi
    • Merupakan suatu bisnis yang beranggotakan sekumpulan orang atau badan hukum koperasi yang seluruh kegiatannya dilandasi oleh prinsip koperasi dan berdasarkan asas kekeluargaan sekaligus sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan para anggotanya. Karateristik utama yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya adalah para anggota koperasi memiliki identitas ganda, maksudnya adalah para anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi (kreditur sekaligus debitur)
  • Perseroan
    • Merupakan suatu bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh jajaran dewan direksi. Setiap pemilik memiliki tugas dan tanggung-jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
  • Persekutuan atau Perserikatan
    • Merupakan suatu bisnis yang terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih, mereka bekerja-sama dalam mengelola perusahaan guna meraih keuntungan. Setiap anggotanya memiliki tugas dan tanggung-jawab tiada batas atas harta perusahaan. Terdapat 2 (dua) jenis kerjasama, yaitu;
      • Persekutuan komanditer, atau Kommandit Gesellschaft (KG), atau CV (Commanditaire Vennootschap), biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum, sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.
      • Firma, atau venootschap onder firma, merupakan suatu serikat dagang dari beberapa perusahaan, berbentuk persekutuan yang terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih dengan memakai nama bersama. Setiap anggota persekutuan wajib menyerahkan kekayaan pribadi sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam akta pendirian perusahaan.
  • Perseorangan
    • Merupakan suatu bisnis milik perorangan. Usaha ini dikelola sendiri serta memiliki tugas dan tanggung jawab penuh terhadap berjalannya bisnis, dan modalnya berasal dari milik sendiri. Biasanya usaha perorangan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kita mulai dengan bisnis perseorangan (usaha kecil-kecilan) mandiri dan sendiri, namun pada akhirnya tetap tidak dapat kita kerjakan sendirian, karena setiap bisnis pasti membutuhkan team untuk berjuang bersama guna mewujudkan konsep bisnis yang telah kita rencanakan secara matang sebelumnya.

1. Visi
  • Berawal dari visi berupa kemauan, tentukan terlebih dahulu mengenai bisnis apa yang ingin kita tekuni.
  • Kemudian lakukan misinya, segeralah berfikir untuk menciptakan konsep bisnisnya.
  • Selanjutnya cari dan kumpulkan modal seberapapun jumlahnya, sangat penting untuk tidak memaksa kehendak, berfikirlah secara realistis, modal tidak harus besar, namun juga modal harus tercukupi, untuk bisa menjalani tahapan selanjutnya pada bisnis kita. Modal awal tidak selalu berupa uang, bisa juga berupa sesuatu apa saja, sebaiknya cermatlah dalam melihat peluang, jadikan peluang tersebut sebagai cara untuk mendapatkan modal.
  • Sambil lalu kita menguatkan modal, mari kita susun strategi bisnisnya, berupa target jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
  • Kembali pada poin visi, setelah kita memahami apa kemauan bisnis kita, pastilah terjawab mengenai manajemen produksinya.
    • Jika bisnis yang kita inginkan berupa barang, maka harus kita cari solusi untuk memenuhi pengadaan barangnya, bisa berupa sales order (ketika sudah ada pesanan, barulah kita adakan barangnya), bisa juga berupa stock opname kecil-kecilan (pengadaan barang terlebih dahulu), dan bisa juga berupa produksi sendiri (jika memungkinkan). Carilah relasi sebanyak-banyaknya dengan cara bergabung pada semua komunitas jual-beli guna memudahkan peluang pada bisnis kita.
    • Jika bisnis yang kita inginkan berupa jasa, maka harus kita siapkan bentuk layanan seperti apa yang sesuai pada produk jasa kita.
  • Setelah itu fikirkan cara pemasarannya, berlaku untuk semua produk barang dan jasa, bisa kita lakukan dengan cara memadukan antara metode penjualan secara konvensional dan modern, contohnya door to door, mulut ke mulut, dan pasang iklan serta onlineshop.
  • Pada metode penjualan modern, dapat kita terapkan metode digital branding dengan cara memanfaatkan beragam media online berupa situs dan aplikasi jejaring sosial yang bisa kita dapatkan dengan mudah, praktis dan gratis.

2. Pemberdayaan

Jika dirasa bisnis kita sudah mengalami kemajuan sehingga kita merasa butuh jasa orang lain guna membantu mengelola bisnis bersama, maka segera terapkan manajemen sumber daya manusia, pilih seorang atau beberapa orang (sesuai kebutuhan) untuk bergabung. Sistem imbalan bisa kita atur sendiri berdasarkan dari statistik laba yang telah kita capai selama ini, dengan adanya penambahan beban cost pada bisnis kita, maka ditargetkan adanya penambahan profit pada bisnis kita (fikirkan lagi caranya) jangan sampai terjadi besar pasak dari pada tiang, solusinya adalah selektif dalam me-hire operator dan bijaksanalah dalam mengelola keuangan (jangan mencampur-aduk keuangan bisnis dengan keuangan pribadi)

3. Kinerja

Catat traffic bisnis harian secara berkala guna melalukan evaluasi mingguan dan bulanan, dengan begitu kontrol bisnis ada pada kendali kita. Lakukan keseluruhan secara bekelanjutan, perhatikan kekurangan dan kemajuan. Berilah apreasiasi pada para pekerja berprestasi. Pimpin mereka dengan penuh kebijaksanaan. Ajari dan didik serta buka wawasan mereka untuk bisa mandiri berwirausaha sendiri kelak. Jika perlu berilah mereka bantuan berupa modal dengan sistem bagi hasil, dengan begitu kita dapat memiliki pasif income hasil dari win-win solution.

4. Nilai

Terus kembangkan usaha kita sehingga bisa menjadi perusahaan, bisa dengan cara bersekutu atau berserikat, bekerjasamalah dengan para mantan pekerja kita yang kini telah sukses mengikuti jejak kita, dengan begitu sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi perihal kepercayaan dan loyalitas dalam membentuk dan membangun serta mengembangkan perusahaan secara bersama-sama, bekerja-sama (sama-sama bekerja) dan pimpin mereka.

Jangan berhenti sampai disitu dan jangan pernah cepat merasa puas, tularkan keberhasilan kita pada semua orang, ciptakan virus kesuksesan pada semua orang, bantulah para pelaku usaha kecil, supaya mereka juga bisa berkesempatan untuk berkembang dan terus berkembang, semua butuh proses, lakukan dan kerjakan, ketika kita berhenti melakukan sesuatu, pada saat itulah kita mati, selalu cari solusi, jangan tenggelam dalam kesulitan, jadikan kesulitan sebagai kendaraan menuju sukses, abaikan gunjingan orang-orang yang selalu meneriakan kata-kata "teori jauh lebih mudah daripada praktek" tiada yang mudah di dunia ini, namun juga tiada yang sulit di dunia ini, semua bergantung pada kemauan dan tujuan kita, giring mindset kita untuk selalu berfikir positif, selalu berusaha, dan selalu mencoba. Selamat bekerja, dan selamat berkarya..!


loading...

Komentar

Popular

Mathemagic gimmick (bukan Sulap bukan Sihir)

SI-ADI DEMEN BABI (empiris)

Waktu Terbaik Promosi Bisnis Pada 4 Media Sosial

6 Bisnis Ciamik saat Pandemic

Kerja Keras + Cerdas + Tuntas + ikhlas = SUKSES

Model Modal (3M) Modol

3 kemungkinan penyebab nomor diblokir WhatsApp

Aku Seorang Pemakan Riba dan Aku Tidak Sendirian

5 aplikasi Soksial Media saat Social Distancing